JUMAT Legi, 24 Januari 2025, bertepatan dengan 24 Rojab 1446 H. Artinya, Jumat terakhir Rojab tahun tersebut.
Sebagaimana diketahui, Rojab adalah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Keempat bulan yang dimuliakan tersebut adalah Rojab, Dzulqo'dah, Dzulhijjah, dan Muharrom.
Sebagaimana firman Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surat At-Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦
Inna ngiddatasy syuhuuri ngindalloohitsnaa ngasyaro syahron fii kitaabillaahi yauma kholaqos samaawaati wal ardlo min-haa arbangatun hurum, dzaalikad diinul qoyyimu fa laa tadhlimuu fiihinna anfusakum wa qootilul musyrikiina kaaffatang kamaa yuqootiluunakum kaaffah, wa'lamuu annallooha mangal muttaqiin.
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Alloh ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Alloh (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang bertakwa. (QS. At-Taubah: 36)
Al-Imam Fakhruddin Ar-Rozi dalam tafsirnya menjelaskan tentang makna kemuliaan dalam empat bulan tersebut dengan kalimat berikut:
Yang dimaksudkan dengan bulan-bulan yang dimuliakan di sini, sesungguhnya maksiat dalam bulan ini siksanya lebih berat. Jika menjalankan ketaatan, pahalanya dilipatgandakan. (Tafsir Ar-Roozi)
Saat Rojab perlu menjadi pengingat-ingat, supaya membersihkan diri dari kotoran-kotoran maksiat. Mari hentikan segala bentuk perilaku-perilaku yang tidak pantas bagi seorang Muslim. Mari kita konsentrasi memikirkan akhirat yang kekal abadi, menyambut Romadhon yang datang tak lama lagi.
Al-Imam Dzun Nuun Al-Mishriy mengatakan:
رَجَب شَهْرُ الزَّرْعِ وَشَعْبَان شَهْرُ السَّقْيِ وَرَمَضَان شَهْرُ الْحَصَادِ
Rojab adalah bulan menanam, Sya'ban adalah bulan menyiram, sedangkan Romadhon adalah bulan menuai.
وَكُلٌّ يَحْصُدُ مَازَرَعَ فَمَنْ ضَيَّعَ الزِّرَاعَةَ نَدِمَ يَوْمَ الْحَصَادِ
Setiap orang akan menuai atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang tidak merawat tanamannya, ia akan menyesal saat musim panen.
Rojab sebagai bulan menanam ini, jangan sampai bercocok tanam keburukan.
Minimal, jangan sampai merugikan orang lain. Jangan sakiti siapa pun. Mari mulai dari Rojab yang mulia ini.
Rojab adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dalam sebagian hadits riwayat ad-Dailami disebutkan bahwa Rojab adalah bulannya Alloh (syahrullooh).
Nabi saat melihat hilal Rojab, berdoa dengan doa berikut ini : (Lihat Disini...)
Nabi juga memerintahkan salah seorang sahabatnya untuk berpuasa di Rojab dan bulan mulia lainnya (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya). Banyak amalan, doa, dan ritual lainnya diajarkan oleh para ulama di bulan Rojab.
Dikutip dari NU Online, di antaranya adalah amalan di Jumat terakhir Rojab. Di antara keutamaannya adalah agar di sepanjang tahun uang di tangan tidak habis untuk memenuhi segala kebutuhan.
Berikut amalannya:
أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
Ahmadu Rosuulullooh Muhammadur Rosuulullooh.
Ahmad utusan Alloh, Muhammad utusan Alloh.
Caranya. Ada yang menyampaikan amalan ini dibaca saat khotib khutbah kedua, sebanyak 35 kali.
Al-Habib Ali bin Hasan Baharun menulis keterangan dari gurunya, al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith sebagai berikut:
فَائِدَةٌ لِإِبْقَاءِ الدُّرَيْهِمَاتِ فِيْ جَمِيْعِ السَّنَةِ الْإِتْيَانُ بِهَذَا الذِّكْرِ خَمْس وثلاثيْن مرّة فِيْ آخِرِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبَ حَالَ الْخُطْبَةِ الثَّانِيَةِ، وَهُوَ أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله، وَقَدْ جَرَّبَهُ الْكَثِيْرُ وَصَحَّ عِنْدَهُمْ.
Faidah, agar uang tak kunjung habis di sepanjang tahun (dianjurkan) membaca amalan ini sebanyak 35 kali di akhir Jumat Rojab saat khutbah kedua, yaitu ‘Ahmadu Rasululloh Muhammadur Rosululloh’. Amalan ini telah dicoba oleh banyak orang dan terbukti berhasil. (al-Habib Ali bin Hasan Baharun, al-Fawaid al-Mukhtarah, hal. 445).
Sedangkan dari keterangan Wakil Rois Syuriyah NU Jawa Tengah KH. Achmad Chalwani Nawawi, amalan yang dibaca adalah:
أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
Ahmadu Rosuulullooh Muhammadur Rosuulullooh
Dijelaskan, di antara waktu mustajab untuk berdoa di akhir Rojab adalah di antara 2 khutbah Jumat saat khotib duduk. "Itu dibaca kalau bisa 35 kali. Membacanya sendiri-sendiri, tidak perlu jamaah. Dengan seperti bisik-bisik," ujarnya kiai asal Berjan, Purworejo, itu, dikutip dari channel YouTube KH. Achmad Chalwani.
Sembari baca doa tersebut, di dalam hati memanjatkan keinginan, mengangankan keinginannya apa. Insyaalloh dikabulkan. Jika bacanya belum bisa selesai waktu khotib duduk di antara dua khutbah, boleh diteruskan saat khotib khutbah kedua.
Wallohu a'lam bisshowab