Sholat Sunnah Awwabin - Etika Menyambut Malam (Nasyiatul Lail) |
Ketika matahari mulai menguning, bersegeralah kembali ke masjid sebelum matahari terbenam. Sibukkanlah dirimu dengan bacaan tasbih dan istighfar, sesungguhnya keutamaan waktu ini sama dengan waktu sebelum matahari terbit.
Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Thoha ayat 130:
فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ.
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.
Daftar Isi Artikel:
Bacalah sebelum matahari terbenam empat surah Al-Qur’an yaitu:
- Wassyamsi Wa Dhuhaaha;
- Wallaili Idzaa Yaghsyaa;
- Qul Angudzu Birobbil Falaq; dan
- Qul Anguudzu Birobbin Naas.
Doa Setelah Adzan Maghrib
Hendaknya ketika matahari terbenam, dirimu dalam keadaan membaca istighfar. Ketika kamu dengar Adzan berkumandang maka jawablah. Bacalah setelahnya doa setelah adzan, khusus adzan sholat maghrib lengkap arab latin dan artinya berikut ini :
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِنْدَ إِقْبَالِ لَيْلِكَ وَإِدْبَارِ نَهَارِكَ وَحُضُوْرِ صَلَاتِكَ وَأَصْوَاتِ دُعَائِكَ اَنْ تُؤْتِىَ مُحَمَّدَ نِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ المَحْمُوْدَ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ.
Alloohumma Innii As-aluka Nginda Iqbaali Lailika Wa Idbaari Nahaarika Wa Khudhuuri Sholaatika Wa Ashwaati Dungaa-ika An Tuktiya Muhammadanil Washiilata Wal Fadhiilata Was Syarofa Wad Darojatar Rofiingata Wab Ngas-hul Maqoomal Mahmuudal Ladzii Wa Ngad-tahuu Innaka Laa Tukhliful Miingaad.
Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu di awal malam-Mu dan di penghujung siang-Mu, di awal sholat-Mu dan di saat suara permohonan-Mu, berikanlah kepada Nabi Muhammad yang menjadi perantara, keutamaan, kemuliaan, serta derajat yang tinggi. Tempatkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji wahai dzat yang Maha Penyayang.
Lalu sholatlah Magrib berjamaah. Lalu sholatlah sesudahnya dua rokaat sunnah sebelum kamu berbicara apapun, itulah rowatib Maghrib. Apabila kamu mau menambahkan sholat empat rokaat setelah rowatib Maghrib yang kamu panjangkan, maka itu juga termasuk sunnah.
Pengertian Sholat Sunnah Awwabin
Setelah mengerjakan Sholat Sunnah Badiyah Maghrib disunnahkan pula mengerjakan sholat sunnah Awwabin. Sholat Sunah Awwabin adalah sholat yang dikerjakan pada waktu setelah mengerjakan Sholat Maghrib sampai menjelang Sholat Isya (diantara Maghrib dan Isya).
Tatacara Sholat Sunnah Awwabin
Sholat Sunnah Awwabin dikerjakan sebanyak 6 rokaat (3 kali salam). Bacaan setelah Fatihah pada rokaat pertama yaitu Surat Al-Kafirun, dan pada roka'at kedua yaitu Surat Al-Ikhlas.
Niat Sholat Sunnah Awwabin
Berikut bacaan niat Sholat Sunnah Awwabin lengkap arab latin dan artinya:
اُصَلِّى سُنَّةً الأَوَّابِينَ رَكَعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal awwabiina rokngataini lillahi tangaalaa.
"Aku niat sholat sunah awwabin dua rakaat karena Alloh ta'ala".
Jumlah Rokaat Sholat Sunnah Awwabin
Sholat Awwabin jumlah rokaatnya bervariasi, sebagian ulama ada yang menyebutkan dua rokaat, ini jumlah minimalnya. Bahkan ada yang berpendapat empat, enam rokaat hingga dua puluh rokaaat jumlahnya. Namun prosesi pelaksanaannya tetap dua rokaat sekali salam. Apabila di kerjakan enam rokaat tiga kali salam begitu juga seterusnya.
Fadhilah Sholat Sunnah Awwabin
Sholat Awwabin mempunyai banyak sekali faidah dan kelebihannya. Dalil hadist berikut ini menjelaskan tentang keutamaan sholat sunnah awwabin. Diantaranya, Alloh akan menjaga imannya agar tetap dalam keadaan Islam. Sehingga terjaga dari meninggal su-ul khotimah. Seseorang yang sering melaksanakan sholat awwabin juga akan dimudahkan saat menghadapi sakarotul maut.
Faidah lainnya terlindungi dari adzab kubur, dimudahkan ketika melewati shirot, mendapat pahala Lailatul Qodar, diampuni segala dosanya, dibangunkan istana di surga nantinya dan banyak lagi faidahnya.
Dalam Kitab Risalatul Mu’awanah dijelaskan :
ومن ذلك الصلاة بين المغرب والعشاء وأكثرها عشرون ركعة وأوسطها ست ركعات قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “من صلى بين العشائين ركعتين بنى الله له بيتاً في الجنة” وقال عليه الصلاة والسلام: “من صلى بعد المغرب ست ركعات لا يتكلم فيما بينهن بشيء عدلن له عبادة اثنتي عشرة سنة”.
ومن السنة إحياء ما بين العشائين، وقد ورد في فضله أخبار وآثار، وحسبك من ذلك أن أحمد بن أبي الحواري شاور شيخه أبا سليمان رحمهما الله تعالى في أن يصوم النهار أو يحيي ما بين العشائين فقال: اجمع بينهما. فقال: لا أستطيع لأني متى صمت أشتغل بالإفطار في هذا الوقت. فقال له إذا لم تستطع أن تجمع بينهما فدع صيام النهار وأحي ما بين العشائين.
Sholat sunnah awwabin adalah sholat yang dikerjakan antara maghrib dan isya’, dikerjakan maksimal dua puluh rokaat, dan biasanya dilakukan enam rokaat.
Rosululloh SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى بَيْنَ الْعِشَائَيْنِ رَكْعَتَيْنِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًافِى الْجَنَّةِ.
"Barangsiapa sholat (sunnah) di antara Maghrib dan Isya’ 2 rokaat, maka Alloh mendirikan rumah (untuknya) di surga.”
Beliau juga bersabda:
مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَا يَتَكَلَّمُ بَيْنَهُنَّ بِسُوْءٍ عَدَلْنَ لَهُ عِبَادَةَ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً.
“Barangsiapa sholat (sunnah) enam rokaat setelah sholat Maghrib, tanpa diselingi dengan pembicaraan kotor, maka sholat tersebut mampu mengimbangi ibadah selama dua belas tahun.” (HR. Turmudzi)
Telah dijelaskan dalam beberapa hadits dan sunnah Rosululloh SAW tentang keutamaan menghidupkan waktu antara Maghrib dan Isya’. Dalam hal ini, Ahmad bin Abi Al-Hawariy bertanya pada Gurunya, Syaikh Abu Sulaiman rohimahulloh:
”Wahai Guru, mana yg lebih utama, puasa di siang hari atau menghidupkan waktu antara Maghrib dan Isya’ dengan amal sholeh?”
“Kerjakan kedua-duanya,” jawab Gurunya.
“Tetapi saya tak mampu mengerjakan keduanya. Karena, jika saya berpuasa, waktu antara Maghrib dan Isya’ adalah saat sibuk untuk berbuka.”
“Kalau demikian tinggalkan puasa dan isilah waktu antara Maghrib dan Isya’ dengan amal sholeh.”
وقالت عائشة رضي الله عنها: ما دخل رسول الله صلى الله عليه وسلم بيتي بعد العشاء الآخرة إلا صلى أربعاً أو ستاً، وقال عليه السلام: “أربع ركعات بعد العشاء، كمثلهن من ليلى القدر”.
Aisyah ra. berkata:
مَادَخَلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْتِىْ بَعْدَالْعِشَاءِ الْآخِرَةِ إِلَّا صَلَّى أَرْبَعًاأَوْسِتَّا.
“Rosululloh SAW tidak memasuki rumahku sesudah sholat Isya’, kecuali Beliau sudah sholat empat atau enam rokaat (yang Beliau kerjakan antara Maghrib dan Isya’).”
Sabda Rosululloh Saw.:
أَرْبَعٌُ كَمِثْلِهِنَّ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ.
“Sholat sunnah empat rokaat (antara maghrib dan Isya’ itu) seperti sholat empat rokaat yang dilaksanakan ketika malam lailatul qodar.”
Disebutkan dalam sebuah hadits :
مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ غُفِرَتْ ذُنُوْبُهُ وَاِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (رواه الطبرانى).
"Barang siapa melaksanakan sholat 6 roka'at pada setelah Sholat Maghrib, maka diampuni dosanya, walaupun dosanya ibarat buih di lautan."
مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَمْ يَتَكَلَّمْ فِيْمَا بَيْنَهُنَّ بِسُوْءٍ عَدَلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ ثِنْتَى عَشْرَةَ سَنَةً – (رواه الشيخان والترمذى وابن ماجه عن ابى هريرة)
"Barang siapa melaksanakan sholat 6 roka'at setelah Sholat Maghrib dengan tidak disela oleh ucapan lain, maka orang tersebut mendapat pahala sama dengan pahala ibadah 12 tahun." (HR Imam Tirmidzi)
Sementara itu Syekh Yahya bin Ayub meriwayatkan hadits dari Abdul Karim ra, Rosululloh SAW bersabda:
Man sholla ngasyro rokangaatin bainal maghrib wal isya banaa lahu qishrun fil jannati.
“Barangsiapa yang sholat awwabin 10 rokaat antara maghrib dan isya maka Alloh akan membuatkan istana kemegahan di surga.
Kemudian Umar bin Khottab bertanya kepada Rosul SAW : “Kalau begitu apakah istana dan tempat tinggal kami akan semakin banyak? Rosul menjawab: “Allohu Akbar! Waafdhola!” benar!.
Dilanjutkan dengan Iktikaf
Apabila memungkinkanmu untuk Niat I’tikaf sampai Isya dan kamu hidupkan antara Maghrib dan Isya dengan Sholat Sunnah, maka itu sebuah kebaikan untukmu. Banyak riwayat yang tak terhingga tentang keutamaan sholat antara Maghrib dan Isya, itulah sholat Nasyiatul-Lail (Pembangun Malam), karena itu awal munculnya malam, itu juga disebut Sholat Awwabiin.
Dalam sebuah riwayat, Rosululloh SAW ditanyai tentang firman Alloh SWT dalam Surat as-Sajdah ayat 16:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Robbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.
Beliau menjelaskan “Itulah sholat antara dua Isya’” (riwayat Abu Dawud dll). Itulah sholat bersamaan dengan waktu berinjaknya siang.
Makna Nasyiatul Lail
Kitab Aunil Ma’bud menerangkan bahwa lafadz “Nasyiatul Lail” menurut Tafsir Ibnu Abbas adalah awal waktu malam.
Ibnu Malikah pernah bertanya kepada Ibnu Abbas ra dan Ibnu Zubair ra bahwa Nasyiatal lail adalah ungkapan orang Habasyah yang berarti sama dengan qiyaamul lail (sholat malam). Menurut tafsir Al Qurtubi para ulama berbeda pendapat tentang awal waktu malam: Ibnu Umar dan Anas bin Malik ra mendefinisikan Nasyiatal lail yaitu waktu antara Maghrib dan Isya sama pendapatnya dengan Imam Atho dan Ikrimah yaitu awal waktu malam. Sebab lafadz nasyiah lebih tepat dimaknai sebagai permulaan; Sedangkan menurut Imam Mujahid ra Nasyiatal lail adalah seluruh waktu malam. Namun menurut Siti Aisyah ra sholat malam adalah setelah tidur sehingga tidak dikatakan nasyiatal lail jika belum tidur. Akhirnya, pendapat yang lebih shoheh menurut al Qurthubi adalah awal waktu (awwalus saa’ah).
Ketika datang waktu Isya, setelah adzan dikumandangkan maka lakukan sholat rowatib qobliyah empat rokaat untuk mengisi antara adzan dan iqomah. Sesungguhnya di antara adzan dan iqomah adalah waktu yang mulia.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan “Sesungguhnya doa antara adzan dan iqomah, tidak akan ditolak”.
Setelah kamu mendirikan sholat Isya’ berjamaah, maka sholatlah sesudahnya 2 rokaat rowatib. Bacalah di dalamnya Alif Lam Mim Sajadah, Tabarokal Mulk, Yassin dan al-Dukhon. Itu juga termasuh sunnah.
Setelah itu kamu juga bisa melakukan sholat sunnah empat rokaat. Dalam hadist diriwayatkan betapa besar keutamaan sholat ini (Bukhori, Muslim dll.)
Setelah itu lakukan sholat witir tiga rakaat dengan dua salam atau satu kali salam.
Rosululloh SAW diriwayatkan membaca Sabbihisma robbika al-a’la, qul yaa ayyuhal kaafiruun dan muawwidzatain. Kalau kamu berencana akan sholat malam maka akhirkan witirmu sehingga ia menjadi akhir sholatmu.
Setelah itu sibukkan dirimu dengan mendalami ilmu, membaca kitab. Jangan kamu sibukkan dirimu dengan hura-hura dan main, sehingga akhir kegiatanmu sebelum tidur adalah kegiatan yang bermanfaat. Sesungguhnya amal itu dilihat pada aktivitas-aktivitas yang paling akhir.