Bacaan Hizib Daurul A'la Imam Ibnu Arobi atau Hizib Wiqoyah Liman Arodal Wilayah |
Kapsul atau tablet, tentu tidak mempunyai dosis yang sama. Demikian juga dosis obat antibiotik dan vitamin. Jika yang satu bisa diminum sehari tiga kali, yang lain mungkin hanya boleh diminum satu kali dalam sehari. Bahkan vitamin, yang jelas-jelas berguna, pun jika diminum melebihi dosis yang ditentukan dokter; efeknya akan berakibat buruk bagi tubuh. Badan bisa meriang atau bahkan keracunan. Begitu pula halnya dengan hizib dan rotib.
Daftar Isi Artikel :
Perbedaan Hizib dan Rotib
Hizib dan rotib, dilihat dari susunannya, sebenarnya sama. Yakni, sama-sama kumpulan ayat, dzikir; dan doa yang dipilih dan disusun oleh ulama salafush sholih yang termasyhur sebagai waliyulloh (Kekasih Alloh). Yang membedakan suatu rotib dengan rotib lain, atau hizib dan hizib lain, adalah asror yang terkandung dalam setiap rangkaian ayat, doa, atau kutipan hadits, yang disesuaikan dengan waqi’iyyah (latar belakang penyusunan)-nya.
Namun, meski muncul pada waqi’ yang sama dan oleh penyusun yang sama, rotib sejak awal dirancang oleh para awliya untuk konsumsi umum, meski tetap mustajab. Semua orang bisa mengamalkan untuk memperkuat benteng dirinya, bahkan tanpa perlu ijazah. Meski tentu jika dengan ijazah lebih afdhol.
Sementara hizib, sejak awal dirancang untuk kalangan tertentu yang oleh sang wali (penyusun-red) dianggap memiliki kemampuan lebih, karena itu mengandung dosis yang sangat tinggi. Hizib juga biasanya mengandung banyak sirr (rahasia) yang tidak mudah dipahami oleh orang awam, seperti kutipan ayat yang isinya terkadang seperti tidak terkait dengan rangkaian doa sebelumnya padahal yang terkait adalah asbabun nuzul-nya. Hizib juga biasanya mengandung lebih banyak ismul a’zham (asma Allah yang agung), yang tidak ada dalam ratib.
Dan yang pasti, hizib tidak disusun berdasarkan keinginan sang ulama, karena hizib rata-rata merupakan ilham dari Alloh SWT: Ada juga yang mendapatkannya langsung dari Rasulullah SAW seperti Hizbul Bahr, yang disusun oleh Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili.rhm Karena itulah, hizib mempunyai fadhilah dan khasiat yang luar biasa.
Selain itu, ada juga syarat usia yang cukup bagi pengamal hizib. Sebab orang yang sudah mengamalkan hizib biasanya tidak lepas dari ujian. Ada yang hatinya mudah panas, sehingga cepat marah. Ada yang, karena Allah SWT, menampakkan salah satu hizibnya dalam bentuk kehebatan, lalu pengamalnya kehilangan kontrol terhadap hatinya dan menjadi sombong. Ada juga yang berpengaruh ke rizqi, yang selalu terasa panas sehingga sering menguap tanpa bekas, dan sebagainya.
Karena itu pula diperlukan ijazah dari seorang ulama yang benar-benar mumpuni dalam arti mempunyai sanad ijazah hizib tersebut yang bersambung dan mengerti dosis hizib. Selain itu juga diperlukan guru yang shalih yang mengerti ilmu hati untuk mendampingi dan ikut membantu si pengamal dalam menata hati dan menghindari efek negatif hizib.
Ada satu lagi yang termasuk Khoriqul adah, yaitu kelebihan yang diberikan Allah didasari dari laku riyadhoh atau membaca wirid tertentu dengan dosis yang ditentukan pula, ilmu ini sering disebut; ilmu hikmah, maka ilmu ini bisa dicapai atau dimiliki oleh siapapun, tidak memerlukan bakat khusus, siapa yang memenuhi persyaratan dan melaksanakan tata-caranya, dia akan memperolehnya.
Ada yang berpendapat, bahwa ilmu hikmah itu bukan bagian dari tasawuf, meskipun ada ulama-ulama sufi yang memberikan ilmu hikmah, ilmu hikmah bisa berupa do’a atau wirid-wirid semacam hizib, asma atau berupa wifiq \ wafak (rajah-rajah berupa angka maupun huruf hijaiyyah).
Ulama-ulama yang menerangkan tentang ilmu hikmah ini semisal; Syaikh Ali al-Buny dengan kitab man’baul hikmah yang masyhur, Abi hasan as-Syadzili dengan kitab Sirrul jalil yang membuat juga HIZIB NASHR yang melegenda.
Hizib dan Jimat
Mengamalkan doa-doa, hizib dan memakai azimat pada dasanya tidak lepas dari ikhtiar atau usaha seorang hamba, yang dilakukan dalam bentuk doa kepada Alloh SWT. Jadi sebenanya, membaca hizib, dan memakai azimat, tidak lebih sebagai salah satu bentuk doa kepada Alloh SWT. Dan Alloh SWT sangat menganjurkan seorang hamba untuk berdoa kepada-Nya. Alloh SWT berfirman:
اُدْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Berdoalah kamu, niscya Aku akan mengabulkannya untukmu. (QS al-Mu’min: 60)
Ada beberapa dalil dari hadits Nabi yang menjelaskan kebolehan ini. Di antaranya adalah:
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الأشْجَعِي، قَالَ:” كُنَّا نَرْقِيْ فِيْ الجَاهِلِيَّةِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ
Dari Auf bin Malik al-Asja’i, ia meriwayatkan bahwa pada zaman Jahiliyah, kita selalu membuat azimat (dan semacamnya). Lalu kami bertanya kepada Rasulullah, bagaimana pendapatmu (ya Rasul) tentang hal itu. Rasul menjawab, ”Coba tunjukkan azimatmu itu padaku. Membuat azimat tidak apa-apa selama di dalamnya tidak terkandung kesyirikan.” (HR Muslim [4079]).
Dalam At-Thibb an-Nabawi, al-Hafizh al-Dzahabi menyitir sebuah hadits:
Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ”Apabila salah satu di antara kamu bangun tidur, maka bacalah (bacaan yang artinya) Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah SWT yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya, dari perbuatan jelek yang dilakukan hamba-Nya, dari godaan syetan serta dari kedatangannya padaku. Maka syetan itu tidak akan dapat membahayakan orang tersebut.” Abdullah bin Umar mengajarkan bacaan tersebut kepada anakanaknya yang baligh. Sedangkan yang belum baligh, ia menulisnya pada secarik kertas, kemudian digantungkan di lehernya. (At-Thibb an-Nabawi, hal 167).
Dengan demikian, hizib atau azimat dapat dibenarkan dalam agama Islam. Memang ada hadits yang secara tekstual mengindikasikan keharaman menggunakan azimat, misalnya:
عَنْ عَبْدِ اللهِ قاَلَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ الرُّقًى وَالتَّمَائِمَ وَالتَّوَالَةَ شِرْكٌ
Dari Abdullah, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “’Sesungguhnya hizib, azimat dan pelet, adalah perbuatan syirik.” (HR Ahmad [3385]).
Mengomentari hadits ini, Ibnu Hajar, salah seorang pakar ilmu hadits kenamaan, serta para ulama yang lain mengatakan:
“Keharaman yang terdapat dalam hadits itu, atau hadits yang lain, adalah apabila yang digantungkan itu tidak mengandung Al-Qur’an atau yang semisalnya. Apabila yang digantungkan itu berupa dzikir kepada Allah SWT, maka larangan itu tidak berlaku. Karena hal itu digunakan untuk mengambil barokah serta minta perlindungan dengan Nama Allah SWT, atau dzikir kepado-Nya.” (Faidhul Qadir, juz 6 hal 180-181)
lnilah dasar kebolehan membuat dan menggunakan amalan, hizib serta azimat. Karena itulah para ulama salaf semisal Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Taimiyyah juga membuat azimat.
Al-Marruzi berkata, ”Seorang perempuan mengadu kepada Abi Abdillah Ahmad bin Hanbal bahwa ia selalu gelisah apabila seorang diri di rumahnya. Kemudian Imam Ahmad bin Hanbal menulis dengan tangannya sendiri, basmalah, surat al-Fatihah dan mu’awwidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas).” Al-Marrudzi juga menceritakan tentang Abu Abdillah yang menulis untuk orang yang sakit panas, basmalah, bismillah wa billah wa Muthammad Rasulullah, QS. al-Anbiya: 69-70, Allahumma rabbi jibrila dst. Abu Dawud menceritakan, “Saya melihat azimat yang dibungkus kulit di leher anak Abi Abdillah yang masih kecil.” Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah menulis QS Hud: 44 di dahinya orang yang mimisan (keluar darah dati hidungnya), dst.” (Al-Adab asy-Syar’iyyah wal Minah al-Mar’iyyah, juz II hal 307-310)
Namun tidak semua doa-doa dan azimat dapat dibenarkan. Setidaknya, ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan:
- Harus menggunakan Kalam Alloh SWT, Sifat Alloh, Asma Alloh SWT ataupun sabda Rosululloh SAW.
- Menggunakan bahasa Arab ataupun bahasa lain yang dapat dipahami maknanya.
- Tertanam keyakinan bahwa ruqyah itu tidak dapat memberi pengaruh apapun, tapi (apa yang diinginkan dapat terwujud) hanya karena takdir Allah SWT. Sedangkan doa dan azimat itu hanya sebagai salah satu sebab saja.
(Al-Ilaj bir-Ruqa minal Kitab was Sunnah, hal 82-83).
Hizib Daurul A'la
HIZIB DAURUL A’LA atau HIZIB WIQOYAH adalah hizibnya Syaikhul Akbar Muhyiddin Ibnu Al’Arabi, seorang Guru Agung yang luar biasa dan banyak bertemu, berkawan dan belajar kepada para Waliyullah (qutub, abdal, akhyar dll) di zamannya, sampai akhirnya beliau juga menjadi Waliyullah Agung saat itu.
Salah satu karyanya yang fenomenal adalah kitab fushushul hikam dan futuhatul makiyyah, dan salah satu amalan yang beliau ajarkan pada banyak orang adalah Hizib Wiqoyah ini atau Daurul a’la.
Mengenai saat pembacaan Hizib Wiqoyah ini, ada berbagai macam variasi, ada yang hanya membacanya ba’da subuh, ada yang membacanya ba’da isya, ada juga yang membacanya pada tengah malam,tetapi dari hasil pembelajaran saya pribadi melalui Guru2 saya dan juga pengkajian manuskrip2 peninggalan para Guru terdahulu, pengalaman Hizib tersebut bisa diamalkan kapan saja, kalaupun ada waktu khusus itu sengaja ditetapkan agar menjadi wirid (amalan yang diamalkan berulang-ulang dengan ketetuan yang selalu sama) pribadi bagi si pengamal.
Waktu pengamalan yang berbeda akan menghasilkan pola energy yang berbeda, menghasilkan faedah yang berbeda. Seperti halnya Hizib Bahri, tidak selalu harus diamalkan ba’da ashar atau ba’da subuh, pengamalan yang mengikuti kaidah falakiyyah akan menghasilkan khowas yang berbeda.
Hizib Wiqoyah atau Hizib Daurul A’la ini merupakan salah satu hizib yang mempunyai khowas sangat banyak, sebagaimna hal-nya Hizib Bahr, ada cara-cara tertentu dan wirid tambahan untuk mengaktifkan pola energy yang tersembunyi padanya, biasanya rahasia pembacaannya diajarkan seacara langsung, jarang ditulis dan kalupun ditulis, tulisannya itu disimpan dengan baik agar tidak sembarang orang bisa mengamalkannya.
Kalau diteliti dengan seksama, terlihat bahwa ada 33 kalimat inti dari Hizib Wiqoyah ini, dan 33 kalimat inti tersebut selalu diawali dengan 2 asmaul husna dan ayat quran pilihan yang memiliki karomah tertentu, nah inilah kunci pola energy yang tersembunyi tadi, dengan kaifiyat tertentu pola yang tersembunyi itu diaktifkan dengan kunci utama asmaul husna dan ayat tersebut.
Selain itu, pada pengajaran Hizib Wiqoyah ini juga diajarkan wafaq-wafaq mistik yang diambil dari kalimat dan asma tertentu yang ada didalam hizib ini.. tentunya hal ini bukanlah hal yang aneh laggi, karena Syeikhul Akbar Ibnu Arabi sangat ahli sekali dalam bidang ini, juga dalam bidang ilmu falak serta ilmu esoteris (rahasia) lainnya.
Lalu apa saja khowas dari Hizib ini?
Dengan metode pembacaan yang benar, hizib ini bermanfaat untuk perlindungan dari kejahatan manusia, hewan serta makhluk gaib, menghilangkan ketakutan, kecemasan, penyembuhan fisik (sakit kepala, sakit perut, sakit mata, sakit gigi, menyembuhkan demam, kebutaan,patah tulang, dll), penyembuhan mental-emosional (ketakutan, kecemasan, trauma), inner beauty, kewibawaan dan derajat, kemuliaan, disukai orang (mahabbah), kerezekian, kemudahan segala urusan, kemenangan perang, keberanian, menundukkan jin dan makhluk gaib yang mengganggu, membantu mengingat syahadat ketika sakaratul maut, dll.
Untuk mengamalkan hizib ini, harus dengan ijasah khusus kepada guru yang sudah diberi wewenang untuk memberi ijasah.
Hizbul Wiqoyah atau biasa disebut Daurul A’la adalah wirid hizib yang dikarang oleh As Syeikh Muhyiddin Ibnu al Arobi. dan amalan Hizib ini dibaca pagi setelah sholat fajar.
Fadhilah Hizb ad-Daurul A'la
Hizb ad-Daurul A’la dinisbahkan kepada al-Imam as-Syaikhul Akbar Sayyidi Muhyiddin Bin Arabi al-Hatimi al-Andalusi at-Thaiy (wafat tahun 638 Hijriyah) radhiyallahu 'anhu. Muatan hizb ini merupakan doa yang mencakup banyak manfaat. Kata ad-Daur berarti wirid yaitu kumpulan dzikir yang dibaca rutin berorientasi dengan nama Allah di awal dan akhir penyebutannya. Hizib ini juga disebut Hizbul Wiqayah Liman Aradal Wilayah karena merupakan benteng bagi siapa saja yang menginginkan menjadi kekasih Allah. Hizb ini merupakan salah satu menu bacaan dzikir yang pupoler di kalangan ahli shufi. Diamalkan oleh berbagai thariqah lantaran memang memiliki keutamaan dan keistimewaan yang tidak dapat ditulis oleh pena dan dituangkan di kertas mana pun.
Yang paling unik dari Hizb ini yaitu kombinasi doa dengan ayat-ayat al-Qur'an. Para pembaca Hizb ini bukan sekedar berdoa, munajat kepada Allah tetapi juga ia sedang beraudiensi kepada Allah dengan membaca bagian dari ayat-ayat al-Qur'an dan menyebut al-Asmaul Husna (nama-nama keagungan Allah) yang ada di dalamnya. Shalawat ini juga ditutup dengan shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Al-Quthb al-Maktum Sayyidi Syekh Ahmad Tijani Radhiyallahu anhu menyebutkan: “Siapa yang membaca Hizb ad-Daurul A’la, maka ia akan mendapat perlindungan Allah dari berbagai macam mushibah.”
Syekh Muhammad al-Qawuqjiy rahimahullah berkata: Para ahli ma’rifah sepakat bahwa hizb ad-Daurul A’la memiliki banyak keutamaan buat para pembacanya diantaranya:
- Mendapat kecintaan dan wibawa di hati manusia.
- Siapa saja yang konsisten membacanya selesai sholat shubuh maka akan terbuka baginya anugrah yang ada di langit dan di bumi.
- Siapa yang membawa teks Hizb ad-Daurul A’la akan disegani dan disukai oleh siapapun.
- Dijauhkan dari kejahatan Qorin, kuntilanak, tukang sihir, para penjahat di kalangan jin dan manusia.
- Membentengi dari penyakit kanker, rihul ahmar (angin merah yang menyebabkan stroke atau lumpuh).
- Bisnis menjadi sukses, dagangan laku, menolak sihir.
- Melindungi perjalanan baik daratan atau lautan.
- Memudahkan wanita beranak.
- Menyelamatkan dari sengatan serangga, patokan ular dan wabah penyakit.
- Dan siapa saja yang mendawamkannya setelah membaca surat al-Waqiah keutamaannya adalah segala pintu rizqi Alloh dibuka untuknya.
- Dijauhkan dari segala balak musibah.
Syekh Ismail al-Qadiri rahimahullah menyebutkan, “Hizb ad-Daurul A’la merupakan benteng yang kokoh dari beragam petaka baik yang datang dari langit dan bumi. Siapa yang istiqamah membacanya akan diberikan kemengan dari musuh-musuhnya baik yang tampak maupun yang tidak.
Syekh Abdullah al-Qadiri rahimahullah melaporkan, “Aku bermimpi berjumpa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan aku bertanya kepada beliau tentang keutamaan Hizb ad-Daurul A’la, beliau menjawab “ Hizb ad-Daurul A’la adalah doa yang agung, Siapa yang membacanya 3 kali maka hajatnya akan dikabulkan Allah Taala. Aku bertanya lagi, “Ayahku membaca hizb tersebut sebanyak 41 kali ketika punya hajat. Beliau menjawab, “bacaan hizb sebanyak 41 kali itu untuk mengabulkan hajat khusus.”
Kaifiah Membaca Hizib Daurul A'la
- Dibaca satu kali setelah Sholat Shubuh, fadhilahnya untuk diberikan kemudahan untuk istiqamah ibadah sebagai penempuh jalan akhirat.
- Dibaca satu kali setelah Sholat Ashar, dan setelah membaca surat al-Waqiah keutamaannya adalah menjadi orang kaya dan melindungi diri jadi orang faqir (balangsak).
- Dibaca satu kali setelah Sholat Shubuh dan satu kali setelah Sholat Maghrib, fadhilahnya multi fungsi dalam meraih kebaikan.
- Dibaca 3 kali setelah selesai melakukan Sholat Hajat untuk berbagai terkabu hajat dunia dan akhirat.
- Di baca 41 kali dalam satu majlis untuk cepat maqbul hajat khusus.
Bacaan Hizib Daurul A'la
Sebelum membaca Hizb ad-Dauril A'la hendaknya membaca Muqaddimah Hizb sebagai berikut:
مقدِّمة الحزب
حِزْبُ الْوِقَايَةِ لِمَنْ أَرَادَ الْوِلَايَةَ وَهُوَ المُسَمَّى بِالدَّوْرِ الْأَعْلٰى
لِلشَّيْخِ مُحْيِ الدِّيْنِ بْنِ الْعَرَبِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. وَيُقْرَأُ بَعْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ ٧ (الفاتحة: ١-٧)
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٥٥٢ (البقرة: ٢٥٥)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوْرَ ەۗ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ ١ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ طِيْنٍ ثُمَّ قَضٰٓى اَجَلًاۗ وَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنْدَهٗ ثُمَّ اَنْتُمْ تَمْتَرُوْنَ ٢ وَهُوَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَفِى الْاَرْضِۗ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُوْنَ ٣ (الأنعام: ١-٣)
حزب الدور الأعلى
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.
اللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِكَ تَحَصَّنْتُ فَاحْمِنِي بِحِمَايَةِ كِفَايَةِ وِقَايَةِ حَقِيْقَةِ بُرْهَانِ حِرْزِ أَمَانِ ِبسْمِ اللهِ * وَأَدْخِلْنِي يَا أَوَّلُ يَا آخِرُ مَكْنُوْنَ غَيْبِ سِرِّ دَائِرَةِ كَنْزِ مَا شَآءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ * وَأَسْبِلْ عَلَيَّ يَا حَلِيْمُ يَا سَتَّارُ كَنَفَ سِتْرِ حِجَابِ صِيَانَةِ نَجَاةِ وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ * وَابْنِ يَا مُحِيْطُ يَا قَادِرُ عَلَيَّ سُوْرَ أَمَانِ إِحَاطَةِ مَجْدِ سُرَادِقِ عِزِّ عَظَمَةِ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللهِ * وَأَعِذْنِي يَا رَقِيْبُ يَا مُجِيْبُ وَاحْرُسْنِي فِيْ نَفْسِي وَدِيْنِي وَأَهْلِي وَمَالِي وَوَالِدِي وَوَلَدِي بِكَلاءَةِ إِغَاثَةِ إِعَاذَةِ وَمَا هُمْ بِضَارِّيْنَ بِهٖ مِنْ أَحَدٍ إلَّا بِـإِذْنِ اللهِ * وَقِنِي يَا مَانِعُ يَا نَافِعُ بِآيَاتِكَ وَأَسْمَائِكَ وَكَلِمَاتِكَ شَرَّ الشَّيْطَانِ وَالسُّلْطَانِ وَالإِنْسَانِ فَإِنْ ظَالِمٌ أَوْ جَبَّارٌ بَغَى عَلَيَّ أَخَذَتْهُ غَاشِيَةٌ مِنْ عَذَابِ اللهِ * وَنَجِّنِي يَا مُذِلُّ يَا مُنْتَقِمُ مِنْ عَبِيْدِكَ الظَّالِمِيْنَ البَاغِيْنَ عَلَيَّ وَأَعْوَانِهِمْ فَإِنْ هَمَّ لِي أَحَدٌ مِنْهُمْ بِسُوْءٍ خَذَلَهٗ اللهُ وَخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهٖ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيْهِ مِنْ بَعْدِ اللهِ * وَاكْفِنِي يَا قَابِضُ يَا قَاهِرُ خَدِيْعَةَ مَكْرِهِمْ وَارْدُدْهُمْ عَنِّي مَذْمُوْمِيْنَ مَدْحُوْرِيْنَ بِتَخْسِيْرِ تَغْيِيْرِ تَدْمِيْرِ فَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُوْنَهٖ مِنْ دُوْنِ اللهِ * وَأَذِقْنِي يَا سُبُّوحُ يَا قُدُّوْسُ لَذَّةَ مُنَاجَاةِ أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ إِنَّكَ مِنَ الْآمِنِيْنَ بِفَضْلِ اللهِ * وَأَذِقْهُمْ يَا ضَارُّ يَا مُمِيْتُ نَكَالَ وَبَالِ زَوَالِ فَقُطِعَ دَابِرُ القَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا وَالحَمْدُ لِلهِ * وَآمِنِّي يَا سَلَامُ يَا مُؤْمِنُ صَوْلَةَ جَوْلَةِ دَوْلَةِ الْأَعْدَاءِ بِغَايَةِ بِدَايَةِ آيَةِ لَهُمُ البُشْرٰى فِيْ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيْلَ لِكَلِمَاتِ اللهِ * وَتَوِّجْنِي يَا عَظِيْمُ يَا مُعِزُّ تَاجَ مَهَابَةِ كِبْرِيَاءِ جَلَالِ سُلْطَانِ مَلَكُوْتِ عِزِّ عَظَمَةِ وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلهِ * وَأَلبِسْنِي يَا جَلِيْلُ يَا جَمِيْلُ يَا كَبِيْرُ خِلْعَةَ جَلَالِ جَمَالِ كَمَالِ إِقْبَالِ فَلَمَّا رَأيْنَهٗ أَكْبَرْنَهٗ وقَطَّعْنَ أيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلهِ * وَأَلْقِ يَا عَزِيزُ يَا وَدُوْدُ عَلَيَّ مَحَبَّةً مِنْكَ فَتَنْقَادَ وَتَخْضَعَ لِيْ بِهَا قُلُوْبُ عِبَادِكَ بِالمَحَبَّةِ وَالْمَعَزَّةِ وَالْمَوَدَّةِ مِنْ تَعْطِيْفِ تَأَلِيْفِ يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللهِ وَالَّذِيْنَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبّاً لِلهِ * وَأَظْهِرْ عَلَيَّ يَا ظَاهِرُ يَا بَاطِنُ آثَارَ أَسْرَارِ أَنْوَارِ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗ أَذِلَّةٍ عَلٰى الْمُؤْمِنِيْنَ أَعِزَّةٍ عَلٰى الْكَافِرِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ * وَوَجِّهٖ اللّٰهُمَّ يَا صَمَدُ يَا نُوْرُ وَجْهِيَ بِصَفَاءِ جَمَالِ أُنْسِ إِشْرَاقِ فَإِنْ حَاجُّوْكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ للهِ * وَجَمِّلْنِي يَا بَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ بِالْفَصَاحَةِ وَالبَلَاغَةِ وَالْبَرَاعَةِ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوْا قَوْلِي بِرِقَّةِ رَأْفَةِ رَحْمَةِ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ إِلٰى ذِكْرِ اللهِ * وَقَلِّدْنِي يَا شَدِيْدَ الْبَطْشِ يَا جَبَّارُ يَا قَهَّارُ سَيْفَ الْهَيْبَةِ وَالشِّدَّةِ وَالْقُوَّةِ وَالْمَنَعَةِ مِنْ بَأْسِ جَبَرُوْتِ عِزَّةِ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللهِ * وَأَدِمْ عَلَيَّ يَا بَاسِطُ يَا فَتَّاحُ بَهْجَةَ مَسَرَّةِ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ بِلَطَائِفِ عَوَاطِفِ أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ وَبِأَشَائِرِ بَشَائِرِ يَومَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُوْنَ بِنَصْرِ اللهِ * وَأَنْزِلِ اللّٰهُمَّ يَا لَطِيْفُ يَا رَؤُوْفُ بِقَلْبِيَ الْإِيْمَانَ وَالْإِطْمِئْنَانَ لَأَكُوْنَ مِنَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ * وَأَفْرِغْ عَلَيَّ يَا صَبُوْرُ يَا شَكُوْرُ صَبْرَ الَّذِيْنَ تَدَرَّعُوْا بِثَبَاتِ يَقِيْنِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً بِإِذْنِ اللهِ * وَاحْفَظْنِي يَا حَفِيْظُ يَا وَكِيْلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِيْنِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَمِنْ تَحْتِي بِوُجُوْدِ شُهُوْدِ جُنُوْدِ لَهٗ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ أَمْرِ اللهِ * وَثَبِّتِ اللّٰهُمَّ يَا قَائِمُ يَا دَائِمُ قَدَمَيَّ كَمَا ثَبَّتَ الْقَائِلَ وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُوْنَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللهِ * وَانْصُرْنِي يَا نِعْمَ الْمَوْلَى وَيَا نِعْمَ النَّصِيْرُ عَلٰى أَعْدَائِي نَصْرَ الَّذِي قِيْلَ لَهٗ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا قَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ * وَأَيِّدْنِي يَا طَالِبُ يَا غَالِبُ بِتَأْيِيْدِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلّٰى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤَيَّدِ بِتَعْزِيْزِ تَوْقِيْرِ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيْرًا لِتُؤْمِنُوْا بِاللهِ * وَاكْفِنِي يَا كَافِي يَا شَافِي الْأَعْدَاءَ وَالْأَسْوَاءَ بِعَوَائِدِ فَوَائِدِ لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا القُرْآنَ عَلٰى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهٗ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللهِ * وَامْنُنْ عَلَيَّ يَا وَهَّابُ يَا رَزَّاقُ بِحُصُوْلِ وُصُوْلِ قَبُوْلِ تَيْسِيْرِ تَسْخِيْرِ كُلُوُا وَاشْرَبُوُا مِنْ رِزْقِ اللهِ * وَتَوَلَّنِي يَا وَلِيُّ يَا عَلِيُّ بِالْوِلَايَةِ وَالْعِنَايَةِ وَالرِّعَايَةِ وَالسَّلَامَةِ بِمَزِيْدِ إِيْرَادِ إِسْعَادِ إِمْدَادِ ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللهِ * وَأَكْرِمْنِي يَا غَنِيُّ يَا كَرِيْمُ بِالسَّعَادَةِ وَالسِّيَادَةِ وَالْكَرَامَةِ وَالْمَغْفِرَةِ كَمَا أَكْرَمْتَ الَّذِيْنَ يَغُضُّوْنَ أَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ * وَتُبْ عَلَيَّ يَا تَوَّابُ يَا حَكِيْمُ تَوْبَةً نَصُوْحًا لَأَكُوْنَ مِنَ الَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا اللهُ * وَأَلْزِمْنِي يَا وَاحِدُ يَا أَحَدُ كَلِمَةَ التَّقْوٰى كَمَا أَلْزَمْتَ حَبِيْبَكَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيْثُ قُلْتَ فَاعْلَمْ أَنَّهٗ لَآ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ * وَاخْتِمْ لِيْ يَا رَحْمٰنُ يَا رَحِيْمُ بِحُسْنِ خَاتِمَةِ النَّاجِيْنَ وَالرَّاجِيْنَ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلٰى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ * وَأَسْكِنِّي يَا سَمِيْعُ يَا قَرِيْبُ جَنَّةً أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ دَعْوَاهُمْ فِيْهَا سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ *
يَا اللهُ يَا اللهُ يَا اللهُ يَا اللهُ * يَا رَبُّ يَا رَبُّ يَا رَبُّ يَا رَبُّ * يَا نَافِعُ يَا نَافِعُ يَا نَافِعُ يَا نَافِعُ * يَا رَحْمٰنُ يَا رَحْمٰنُ يَا رَحْمٰنُ يَا رَحْمٰنُ * يَا رَحِيْمُ يَا رَحِيْمُ يَا رَحِيْمُ يَا رَحِيْمُ * وَأَسْأَلُكَ اللّٰهُمَّ بِحُرْمَةِ هَذِهٖ الْأَسْمَاءِ وَالْآيَاتِ وَالْكَلِمَاتِ * اَنْ تَجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا وَرِزْقًا كَثِيْرًا وَقَلْبًا قَرِيْرًا وَعِلْمًا غَزِيْرًا وَعَمَلًا بَرِيْرًا وَقَبْرًا مُنِيْرًا وَحِسَابًا يَسِيْرًا وَمُلْكًا فِي الْفِرْدَوْسِ كَبِيْرًا * وَصَلّٰى اللّٰهُمَّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلَّمَ تَسْلِيمْاً كَثِيْرًا *
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ ١ وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ ٢ الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ ٣ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ ٤ فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ ٥ اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ ٦ فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ ٧ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ ٨ (الإنشراح ١-٨) ٣×
Adapun sanad muttashil (bersambung) kepada imam Ibn Arabiy al-Hatimiy Radiyallahu Anhu yang al-faqir miliki sebagai berikut:
ﺍﻟفقير ابو محمد السيانى عن الشيخ مصباح الشنجوري عن ابويا عبد الفادر القنتوري عن العلامة الشيخ احمد الشاطبى القنتوري ﻋﻦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﺣﺴﻴﻦ ﺑﻦ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﺴﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﺒﺸﻲ ﺍﻟﻌﻠﻮﻱ ﻋﻦ ﻭﺍﻟﺪﻩ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻃﺎﻫﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ﺑﻦ ﻃﺎﻫﺮ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﻋﻠﻮﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻠﻔﻘﻴﻪ ﻋﻦ ﻭﺍﻟﺪﻩ ﻋﻦ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﺣﻤﺪ ﺍﻟﻘﺸﺎﺷﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻨﻮﺍﻧﻲ ﻋﻦ ﻭﺍﻟﺪﻩ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺪﻭﺱ ﺍﻟﺸﻨﺎﻭﻱ ﻋﻦ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻘﻄﺐ ﺳﻴﺪﻱ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ ﺍﻟﺸﻌﺮﺍﻧﻲ ﻋﻦ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺍﻻﻧﺼﺎﺭﻱ ﻋﻦ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﺎﺭﻑ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺷﺮﻑ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﺑﻲ ﺍﻟﻔﺘﺢ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺯﻳﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻌﺜﻤﺎﻧﻲ ﺍﻟﻤﺮﺍﻏﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﻄﺐ ﺷﺮﻑ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﻦ ﺍﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺍﻟﻬﺎﺷﻤﻲ ﺍﻟﻌﻘﻴﻠﻲ ﺍﻟﺠﺒﺮﺗﻲ ﺍﻟﺰﺑﻴﺪﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ ﺍﻟﻤﻌﻤﺮ ﺍﺑﻲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺍﻟﻮﺍﻧﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻻﻛﺒﺮ ﻭﺍﻟﻜﺒﺮﻳﺖ ﺍﻻﺣﻤﺮ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻘﻄﺐ ﺳﻴﺪﻱ ﻣﺤﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺮﺑﻲ ﺍﻟﺤﺎﺗﻤﻲ ﺍﻟﻄﺎﺋﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ.
Al-Arif Billah Sayyidi al-Arabiy Bin Saih al-Umari Radhiyallahu anhu mengatakan, “Sayyidi Syekh Ahmad at-Tijani Radhiyallahu anhu mendapat ijazah Hizb ad-Dauril A’la dari Syekh Muhammad Bin Abdul Karim as-Samman al-Madani radhiyallahu anhu. Sayyidi Syekh Ahmad Tijani Radhiyallahu anhu menjadikan Hizb ad-Daurul A'la wirid Shabah Wal Masa (dibaca Pagi dan sore).
Download PDF Kitab Daurul A'la
Hizb ad-Dauril A'la merupakan wirid yang sangat terkenal dan diamalkan oleh para wali lantaran memiliki keutamaan besar terbukti dengan lahirnya beberapa karya para ulama yang memberikan Syarh (komentar) terhadap Hizb ad-dauril A'la di antaranya: Kitab at-Thaurul Aghla Fi Syarh ad-Dauril A'la karya Abul Mahasin as-Sayyid Muhammad Bin as-Sayyid Khalil al-Qwuqji al-Hasani terdiri dari 103 halaman.
Sedangkan teks hizb Dauril A'la ini dicatat dalam kitab Majmuatul Ahzab (kumpulan hizb terdiri dari 2 jilid besar) halaman 6 dan kitab majmu Aurad wa shalawat Sayyidi Muhyiddin Bin Arabiy halaman 61. Kitab Silahul Ghaib karya Sayyidil Walid al-Habib Umar Bin Abdurrahman as-Segaf serta kitab-kitab lain dan ditemukan beberapa redaksi yang berbeda.