Doa Kamilin Setelah Sholat Tarowih Agar Disempurnakan Iman |
Doa Kamilin adalah salah satu doa yang dibaca setelah sholat tarowih. Sholat tarowih merupakan salah satu ibadah yang di lakukan oleh umat muslim pada bulan Romadhon.
Daftar Isi Artikel:
Para ulama sepakat bahwa sholat tarowih merupakan ibadah yang dianjurkan dalam bulan Romadhon. Jika siang hari umat Islam melaksanakan puasa, maka malam hari adalah kesempatan bagi mereka menghidupkan Romadhon dengan Sholat Tarowih.
Oleh karena itu artikel ini akan membaahas tentang bacaan doa kamilin tersebut dan hukum membacanya.
Pengertian Doa Kamilin
Doa kamilin berasal dari bahasa Arab, yang artinya doa yang lengkap atau doa yang sempurna.
Kemudian doa tersebut memiliki beberapa ayat yang harus di baca pada saat melakukan sholat tarowih. Doa ini memiliki nilai yang sangat besar dalam Islam.
Sebab, dengan membaca doa ini, umat muslim di harapkan bisa memperoleh banyak kebaikan di bulan Romadhon.
Tampak bahwa nama "kamilin" diambil dari redaksi pembuka doa ini yang memohon terbentuknya pribadi-pribadi sempurna (kamilin) dalam hal keimanan. Substansi doa ini cukup komplet, meliputi aspek duniawi dan ukhrowi, kenikmatan dan kesulitan, meminta kerbekahan malam mulia, diterimanya amal, dan lain sebagainya. Doa yang hampir selalu dibaca oleh umat Islam di Tanah Air ini juga termaktub dalam kitab-kitab doa ulama Nusantara, salah satunya Majmuu‘ah Maqruuaat Yaumiyah wa Usbuu‘iyyah karya pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Muhammad bin Abdullah Faqih (rohimahulloh). Pada lembar pengantar, sang ayah, KH Abdullah Faqih, mengatakan bahwa doa-doa dalam kitab itu merupakan hasil ijazah dari Kiai Abdul Hadi (Langitan), Kiai Ma'shum (Lasem), Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, dan Syekh Yasin bin Isa al-Fadani. KH Abdullah Faqih memberikan restu atau ijazah kepada siapa saja yang mengamalkan (dengan ijazah munawalah).
Bacaan Doa Kamilin Lengkap
Berikut adalah bacaan doa kamilin lengkap arab latin dan artinya:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْاِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبِاالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ. وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلٰى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ, بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنَ.
مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ اُوْلٰئِكَ رَفِيْقًا ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ اَجْعَلْنَا فِى هٰذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلاَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْن.
Alloohummajngalnaa bil iimaani kaamiliin. Wa lil faroo-idli muaddiin. Wa lish sholaati haafidhiin. Wa liz zakaati faangiliin. Wa lima ngindaka thoolibiin. Wa li ngafwika roojiin. Wa bil hudaa mutamassikiin. Wa nganil laghwi mu‘ridliin. Wa fid dun-yaa zaahidiin. Wa fil aakhiroti rooghibiin. Wa bil qodloo-i roodliin. Wa lin na‘maa-i syaakiriin. Wa ngalal balaa-i shoobiriin. Wa tahta liwaa-i muhammadin shollalloohu ngalaihi wasallam yaumal qiyaamati saa-iriina wa alal haudli waaridiin. Wa ilal jannati daakhiliin. Wa minan naari naajiin. Wa ngalaa sariiril karoomati qoongidiin. Wa bi huurin nginim mutazawwijiin. Wa min sundusin wa istabroqin wadiibaajin mutalabbisiin. Wa min thongaamil jannati aakiliin. Wa min labanin wa ngasalin mushoffan syaaribiin. Bi akwaabin wa abaariiqo wa ka‘sin min mangiin. Mangal ladziina anngamta ngalaihim minan nabiyyiina wash shiddiiqiina wasy syuhadaa-i wash shoolihiina wa hasuna ulaa-ika rofiiqon. Dzaalikal fadl-lu minalloohi wa kafaa billaahi ngaliiman. Alloohummajngalnaa fii haadzihil lailatisy syahrisy syariifatil mubaarokah minas sungadaa-il maqbuuliin. Wa laa tajngalnaa minal asyqiyaa-il marduudiin. Wa shollalloohu ngalaa sayyidinaa muhammadin wa aalihi wa shohbihi ajmangiin. Birohmatika yaa arhamar roohimiin wal hamdu lillaahi robbil ngaalamiin.
“Yaa Alloh, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridho dengan qadlo-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang sholih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Alloh, dan cukuplah bahwa Alloh Maha Mengetahui. Ya Alloh, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Alloh mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam.”
(Lihat Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).
Hukum Membaca Doa Kamilin
Ternyata Doa Kamilin mempunyai makna yang sangat positif untuk penyempurnaan iman.
Selain itu Anda juga bisa mengetahui apakah hukum membaca doa tersebut wajib atau tidak dengan menyimak artikel di bawah ini.
Hukum membaca doa kamilin diungkap Buya Yahya. Buya Yahya menjelaskan hukum mengenai Doa Kamilin yang dibaca usai menunaikan ibadah Sholat Tarowih.
Doa kamilin adalah doa yang dibaca setelah melaksanakan sholat tarowih. Doa ini memiliki arti yang baik untuk menyempurnakan keimanan, memenuhi kewajiban-kewajiban misalnya sholat, zakat, sedekah, dan lain-lain.
Banyak umat muslim yang membaca Doa Kamilin usai melakukan sholat tarowih, sebagian lainnya tidak melakukannya.
Lantas bagaimana hukum membaca Doa Kamilin usai Sholat Tarowih?
Buya Yahya menjelaskan soal doa, ada doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dan jelas mendapatkan kesunnahannya.
"Tapi ada lagi doa yang dibuat oleh diri kita sendiri. Kalau doa yang dibuat sendiri itu tidak boleh lalu disebut bid'ah atau haram, maka semua orang melakukan keharaman. Ya Alloh semoga anakku sholeh rizkinya banyak, Nabi tidak pernah mengajarkan hal itu," jelas Buya Yahya dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Ia mengingatkan untuk melihat makna dari doa tersebut, dalam hal ini adalah Doa Kamilin yang bermakna positif untuk penyempurnaan iman.
Buya Yahya pun merasa heran ada yang mengharamkan Doa Kamilin.
"Itu biasanya orang yang sok hebat atau sok hadist. Siapa yang melarang kita membuat doa, asal maknanya benar," paparnya.
Terkait dalil Doa Kamilin, menurut Buya Yahya ada dalilnya jika diuraikan satu per satu. Hanya jasa tidak ada nash Nabi menjelaskan doa kamilin.
Ada berbagai dalil yang bisa dijadikan patokan dalam doa kamilin, di antaranya doa minta tambah iman, doa penegak sholat, doa membayar zakat, dan lain-lain.
"Semua ada dalilnya kalau dirinci. Saya suka mendengar bid'ah doa tarowih itu. Apa yang salah dari maknanya, kalau ada yang salah dari maknanya dihapus saja. Minta surga, bisa minum air susu surga masa tidak boleh, aneh, semoga Alloh mengampuni orang-orang aneh seperti itu," ucap Buya Yahya.
Buya Yahya menambahkan membaca Doa Kamilin bukan suatu dosa. Maka membaca doa kamilin hukumnya boleh karena mengandung makna yang baik.
Ia pun merasa sedih banyak orang yang mudah memvonis sesuatu dianggap sesat, bid'ah, dan haram.
"Selagi maknanya tidak salah, maka doa itu boleh dipanjatkan, doa kamilin maknanya sesuai dengan keagungan bulan Romadhon, dan itu indah," pungkas Buya Yahya.
Download PDF
Bagi anda yang ingin mengunduh doa kamilin pdf, silahkan klik tombol download di bawah ini:
Jika tombol tidak muncul, silahkan Muat Ulang halaman ini.